Monday, February 02, 2009

kekerasan penis

Kekerasan Penis
Catatan film “Perempuan Punya Cerita”

1/
Anda, dengan membaca judul di atas, barangkali akan menuduh saya sebagai seorang pejuang feminis radikal ekstrimis yang menitik beratkan akar ketertindasan perempuan pada perbedaan kelamin antara pria-wanita, pada patriarki penis atas vagina-rahim. Hanya, masalah kelamin, penentuan laki-laki dan perempuan, adalah masalah yang sekarang sedang mendapatkan tempat sendiri dalam wacana pemikiran dewasa ini. Penentuan tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Anthony Synnott dalam bukunya Tubuh Sosial, Simbolisme, Diri, dan Masyarakat, “bukan sekadar karena keduanya berbeda secara biologis, melaikan lebih lagi: kelamian yang “berlawanan”; kita bahkan dapat menyebut peristiwa ini sebagai “peperangan antarkelamin”.” (Synnot: 2007. hal. 61).

Synnott berpendapat bahwa tubuh adalah sebuah konstruksi social, dengan berbagai cara, oleh berbagai populasi yang berbeda, atas berbagai organ, proses, dan atribut tubuh. (Synnot. Hal. 2). Dalam sebuah konstruksi inilah, tubuh perempuan mengalami ketertindasan dan kekalahan dalam peperangan —saya ragu mengatakan “peperangan” karena selama ini perempuan diwajibkan menyerah sebelum berperang—melawan tubuh laki-laki. Hal ini memiliki akar sejarah yang sangat panjang, sejak Hawa diciptakan untuk Adam; hal ini menyebabkan Adam unggul secara social dan moral dimana Hawa sebagai penyebab kejatuhan Adam-Hawa dari Eden (surga).

Dari geneologi Hawa ke perempuan yang tertindas inilah kita bisa melihat dan menilai film “Perempuan Punya Cerita”, sebagai sebuah kisah klasik yang terus menggerogoti tubuh perempuan dalam konstruksi patriarki baik secara fisik, moral, ataupun structural. Tidak ada yang baru dalam film ini, bahkan kita bisa menebak dari awal seperi apa alur cerita, bentuk-bentuk atau modus oeprandi kekerasannya, sampai pada ending film ini.

Lalu apa yang hendak ditawarkan oleh kumpulan cerita perempuan dalam film ini? Film yang mengetengahkan berbagai bentuk ketertindasan perempuan ini

0 Comments:

Post a Comment

<< Home