Tuesday, September 02, 2008

On Becoming an Americanist (1)

“The World Cup isn’t the only field that America can’t dominate”

Micheal Elliott, Essayist

1/

Amerikanis (bandingkan dengan sebutan indonesianis) adalah pilihan ambigu berikutnya dalam hidupku. Aku sebenarnya sedikit sangsi untuk mengatakan “hidupku”. Alasan: aku tidak benar-benar memilihnya dengan penuh kesadaran dan pertimbangan matang. Ya, aku hendak menuju menjadi amerikanis dalam kajian oksidentalisme, dan aku tidak sungguh memilihnya (tapi aku harus menjalaninya dengan sungguh). Pilihan telah aku tetapkan untuk menjadi mahasiswa kajian Amerika (American Studies).

Aku masih ingat saat temanku mengatakan, “Aku tahu kamu pasti belum membuat keputusan. Kamu itu dari dulu seperti itu. Terus mau ngambil jurusan apa?” Aku sebenarnya sudah membuat keputusan: Kajian Amerika. Dalam menetapkan keputusan, aku memang sedikit berbeda dengan pertimbangan umum teman-temanku: fungsionalitas dan akselerasi. Dua alasan yang sekarang cukup dominan dan provokatif.

Dan aku? Begini: aku tidak punya bakat atau katakanlah kecenderungan yang mengarah pada fungsionalitas atau akselerasi. Yang ada adalam benakku saat aku harus memilih adalah karena aku memang tidak punya skill dasar, fungsionalitas (ilmu yang aplikatif), cita-cita, dan sebagainya. Aku Cuma sedikit punya kesukaan membaca dan parahnya bukan buku-buku bahasa Inggris. Dan, ini sedikit penting, teman-temanku yang mengambil jurusan kajian Amerika adalah, menurutku, mahasiswa-mahasiswa yang punya high spirit dan outstanding people dalam kelas kuliah (semoga aku mendapatkan efek domino dari mereka).

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home