Saturday, June 14, 2008

Breaking News: Tuhan Jadi Hakim!

B

aru sekarang, setelah menjadi manusia sampai menginjak kaki di perguruan tinggi, aku mendapati sebuah tantangan tentang sumpah keagamaan untuk membuktikan sebuah kebenaran di hadapan Tuhan, di dunia ini. Sekali lagi di dunia ini. Dia, Habib Rizieq, menantang Gus Dur untuk membuktikan siapa yang paling benar dengan sanksi mati mengenaskan berikut seluruh keluarga masing-masing.

Aku, tentu saja, tersenyum kecut dan sedikit manis-miris. Aku membayangkan Tuhan akan dijadikan sang Maha Adil, Maha Mengetahui, dan tentu saja Maha Benar, dan aku masih mempercayai semua itu. Tapi jika semua itu harus dibuktikan di dunia ini, aku mulai menjadi bingung dengan ekspresi keberagamaan kita. Aku jadi pengin bertanya: Kira-kira Tuhan mau nggak ya; terus kalau Dia mau kira-kira bagaimana cara Dia menentukan siapa yang paling benar; arguementasi seperti apa untuk menetukan siapa yang peling benar; dan beribu pertanyaan yang saling terkait…

Aku membayangkan Tuahan akan bertanya pada kedua orang yang berseteru: ‘Emang Aku peduli dengan perseteruanmu? Ge-Er banget kamu semua! Emang gua pikirin! Bodoh amat! Aku lagi sibuk melihat betapa lucunya dirimu itu. Aku tidak sibuk dengan memperebutkan berapa banyak umat atau orang yang kau selamatkan dengan perseteruan kalian. Aku lelah melihat orang-orang, rakyat-rakyat yang sedang kelimpungan tidak bisa beribahdah dengan baik karena kalian sibuk berseteru melulu. Belum lagi mereka tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan hari esok yang tidak bisa makan (naiknya BBM memicu naiknya bahan pokok). Belum juga bagaimana mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka supaya bisa membaca dan menulis, sukur-sukur bisa melanjutkan ke perguruan tinggi supaya bisa menatap hari esok lebih baik (ingat sebentar lagi musim masuk sekolah).’

‘Aku tahu aku bisa saja memberikan mereka semuanya apa-apa yang mereka mau dan sangat mampu menjadikan mereka sangat Islam seIslam-Islamnya. Tapi aku ingin menguji kalian, seberapa jauh kepedulian kalian pada mereka. Bukan Cuma berdebat, main sumpah-sumpahan. Aku sudah muak dengan seperti itu. Tidakkah kalian semua membaca cerita Ibrahim yang hendak melihat Aku? Cerita itu sama dengan permintaan kalian supaya Aku mengadili kalian siapa yang paliang benar. Ah, bodoh amat siapa yang paling benar.’

‘Satu lagi, gara-gara kalian yang anarkis secara fisik dan pemikiran itu, banyak orang yang gerah melihat kalian apalagi mentauladai. Kalian ingin semua orang sama ya? Sama keyakinannya, sama keagamaannya, sama kedalaman imannya, sama ketauhidannya? Dan, ini yang penting, samanya Cuma sama kalian, seperti kalian? Apa kalian tidak terlalu overconfident ‘tu namanya? Itu sama saja kalian menghendaki Aku menciptakan manusia semuanya sama, paling tidak secara pikiran dan keyakinan. Kau yakin dan tahukan kalau Aku sebenarnya mampu melakukan semua itu: Satu Umat Satu Agama, di seluruh jagat alam yang gaib atau yang nyata. Tahu kenapa?’

Tentu saja semua itu monologku. Tapi asyik juga ya kalau tiba-tiba Tuhan tampak di hadapan kita menjadi hakim, lalu menghakimi mereka yang berseteru…Yakin deeehhh ‘tuh “penampakan” Tuhan, jika ketangkep kamera, akan menjadi Super-hyper-amat-sangat-breakingnews sepanjang hari sepanjang sejarah peradaban manusia mulai saat itu hingga akhir manusia dan dunia….Ya iya lah, (ngapain yaiya dong!) Dilihat dari segi apapun dalam kaca mata jurnalistik, peristiwa-fakta itu sudah menjadi obsesi manusia setelah cuma Adam-Hawa yang pernah melihat-Nya….[]

Solo, 10 Juni 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home